Tidak Ada Kata Terlambat, PLN Lakuan Sulap " Crane Jadi Tower Darurat " di Aceh
Aceh: Upaya pemulihan pasokan listrik di Aceh terus dikebut PT PLN (Persero) meski kondisi lapangan pascabencana masih penuh tantangan. Lumpur tebal, sisa material banjir, hingga akses yang terbatas tidak menghalangi langkah PLN untuk segera mengembalikan aliran listrik bagi masyarakat.
![]() |
| PLN sulap alat berat crane menjadi tower darurat pada jaringan transmisi 150 kilovolt (kV) Pangkalan Brandan–Langsa untuk interkoneksi sistem kelistrikan Sumatra–Aceh (Foto: PLN) |
Salah satu terobosan yang dilakukan PLN adalah memodifikasi alat berat berupa crane menjadi tower darurat pada jaringan transmisi 150 kilovolt (kV) Pangkalan Brandan–Langsa. Inovasi ini menjadi kunci tersambungnya kembali interkoneksi sistem kelistrikan Sumatra–Aceh.
Dengan sistem yang kembali terhubung, pasokan listrik kini dapat dialirkan secara bertahap dan aman ke berbagai wilayah. Termasuk Banda Aceh dan sekitarnya.
Langkah tersebut dipilih karena kondisi di salah satu titik transmisi di Aceh Tamiang belum memungkinkan pembangunan tower darurat secara konvensional dalam waktu singkat.
“Di lapangan, kami menghadapi endapan lumpur, material sisa banjir, serta akses kerja yang terbatas," kata Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo dalam keterangannya, dikutip Sabtu (20/12/2025).
"Kondisi ini membuat pembangunan fondasi tower darurat membutuhkan waktu lebih lama. Karena itu, kami memilih solusi yang tetap aman agar pemulihan dapat terus berjalan,” ujar Darmawan.
Menurut Darmawan, setelah interkoneksi kembali tersambung, proses penyaluran listrik dilakukan dengan penuh kehati-hatian. Penormalan dilakukan secara bertahap demi menjaga keselamatan masyarakat, terutama di wilayah yang masih tergenang air atau berlumpur.
“Penyaluran kami lakukan secara bertahap dan hati-hati untuk menjaga keselamatan masyarakat. Khususnya di wilayah yang masih terdampak genangan air atau lumpur,” katanya.
Sementara itu, Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN, Edwin Putra Nugraha, menuturkan bahwa penggunaan crane sebagai tower darurat merupakan solusi teknis sementara. Agar jalur transmisi dapat segera difungsikan tanpa harus menunggu kondisi tanah sepenuhnya pulih.
“Setiap langkah percepatan yang kami lakukan harus tetap mengutamakan keandalan sistem dan keselamatan seluruh pihak. Karena itu, setiap keputusan teknis diambil secara cepat dan berdasarkan pengujian di lapangan,” ucap Edwin.
Ia menambahkan, seiring membaiknya kondisi di lokasi terdampak, PLN akan melanjutkan pembangunan tower permanen sesuai standar ketenagalistrikan. “Kami akan terus berupaya maksimal hingga pemulihan kelistrikan Aceh benar-benar tuntas dan pasokan listrik bagi seluruh masyarakat kembali andal,” ujarnya( *)

