Rusia Bela Iran,Trump Tutup Bantuan Ke Putin
Karawang:Trump Minta Putin dari Geser Dari konflik Israel-Iran, Dan fokus Selesaikan perang dengan Ukraina.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengungkapkan bahwa dirinya menolak tawaran Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membantu menyelesaikan konflik antara Israel dan Iran, dan justru menekan Putin agar fokus pada perdamaian di Ukraina.
"Vladimir menelepon saya dan berkata, 'Bisakah saya membantu Anda dengan Iran?' Saya jawab, 'Tidak, saya tidak butuh bantuan soal Iran. Saya butuh bantuan dari Anda'," kata Trump dalam pernyataannya kepada Fox News, Selasa (24/6), sebelum menghadiri KTT NATO di Den Haag, Belanda.
Pernyataan Trump ini menjadi sorotan karena menunjukkan pergeseran strategis pemerintahannya: alih-alih menerima kolaborasi Rusia di Timur Tengah, Trump memilih untuk menggarisbawahi krisis yang belum terselesaikan di Ukraina, tempat ribuan nyawa terus melayang setiap minggunya.
"Enam ribu tentara tewas minggu lalu. Ini memalukan," kata Trump. "Saya ingin melihat adanya kesepakatan damai dengan Rusia."
Trump, yang sejak kampanye Pilpres kembali menjanjikan akan menghentikan perang Ukraina dengan cepat, menghadapi ujian besar sebagai juru damai dunia. Namun hingga kini, janji tersebut belum terbukti.
Meski berhasil mendorong gencatan senjata antara Israel dan Iran meski sempat goyah di awal Trump kini berada dalam tekanan kuat dari Ukraina dan sekutunya di Eropa untuk meningkatkan tekanan terhadap Rusia. Mereka menginginkan lebih banyak bantuan militer dan sanksi ekonomi tambahan untuk memaksa Putin mundur.
Namun Trump menilai harapan Kyiv tidak realistis. Menurutnya, Ukraina menuntut hasil yang melampaui kondisi nyata di medan perang, di mana Rusia tengah unggul dalam serangan dan wilayah.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada hari yang sama menghadiri KTT NATO dan mendesak dukungan militer lebih lanjut dari negara-negara Barat. Serangan terbaru Rusia yang menyasar wilayah sipil menewaskan sedikitnya 18 orang dan melukai hampir 200 lainnya, menurut otoritas setempat.
Konflik ini telah menewaskan lebih dari 12.000 warga sipil Ukraina sejak 2022, berdasarkan data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Sementara itu, Ukraina terus menggempur wilayah Rusia menggunakan drone jarak jauh.
Dukungan militer AS yang diwariskan dari era Biden diperkirakan akan habis dalam beberapa bulan ke depan, menimbulkan pertanyaan apakah Trump bersedia menambah bantuan atau tidak sebuah keputusan yang akan menentukan arah perang dan kredibilitas AS di panggung dunia.(*)