Hari ini
Cuaca 0oC
BREAKING NEWS

Iran Blokir Hormuz, Harga Minyak Dunia Meledak

Serangan AS ke Iran, Alarm Krisis Global yang Mengguncang Ekonomi Dunia.

Iran : Konflik Timur Tengah Masih terus memanas, bahkan berpotensi menyeret dunia ke jurang konflik global. Menyusul klaim serangan "sangat sukses" Amerika Serikat terhadap tiga fasilitas nuklir Iran pada Sabtu lalu termasuk Fordow, Natanz, dan Isfahan. Dan membuat para analis mulai menyuarakan kekhawatiran serius.

Iran Blokir Hormuz, Harga Minyak Dunia Meledak

Ezza Habsyi, Pengamat Timur Tengah dari Universitas Ibnu Chaldun, secara tegas menyatakan bahwa serangan AS ke Iran bukanlah sekadar eskalasi militer biasa. "Ini bisa menjadi lonceng perang yang menyulut krisis regional menjadi konflik global," tegas Ezza, Senin (23/6/2025). Menurutnya, Teheran kini berada dalam posisi di mana balasan militer adalah sebuah keniscayaan politik, bukan lagi sekadar kemungkinan. "Dalam doktrin strategisnya, serangan terhadap infrastruktur nuklir adalah deklarasi perang," tambahnya.

Analisis Ezza mengungkap fakta mencengangkan: pangkalan militer AS di Kuwait, Bahrain, Qatar, dan Yordania kini telah berubah menjadi sasaran empuk. Tak heran, pasukan Iran dilaporkan bersiaga penuh di Selat Hormuz, jalur vital ekspor minyak dunia. Ancaman blokade Hormuz bukan hanya akan membuat Tel Aviv "terbakar," namun juga berpotensi mengguncang seluruh pasar global dengan lonjakan harga energi, inflasi, dan kepanikan finansial yang tak terhindarkan.

Situasi kian rumit dengan bangkitnya "arsitektur poros resistensi" yang merujuk pada aliansi regional seperti Hizbullah di Lebanon, milisi Syiah di Irak dan Suriah, hingga kelompok Houthi di Yaman. Mereka semua siap menjadi "alat pukul Teheran" untuk menyerang kepentingan Amerika dan Israel di berbagai front.

"Keterlibatan langsung AS, terutama dengan serangan terhadap situs nuklir, nyaris menjamin eskalasi besar-besaran di Timur Tengah," jelas Ezza. Meski perang dunia masih dalam kerangka skenario terburuk, ia mengingatkan bahwa hal itu sangat bergantung pada langkah selanjutnya dari Rusia dan Tiongkok. Jika konflik tak segera diredam, rantai eskalasi bisa menjalar cepat, terutama jika Iran benar-benar memblokir Hormuz dan menyerang pangkalan militer Paman Sam.

Serangan terbaru ini terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan operasi militer tersebut melalui Truth Social, menyatakan seluruh pesawat AS telah kembali dari ruang udara Iran. Langkah ini disebut-sebut sebagai respons terhadap permintaan Israel yang telah lebih dulu melancarkan serangan udara ke sejumlah titik di Iran, termasuk fasilitas yang terkait dengan program nuklir Teheran. Keterlibatan AS, yang menentang peringatan Iran agar tidak ikut campur, diprediksi akan memperburuk eskalasi yang tak terhindarkan di kawasan tersebut.(*)

Hide Ads Show Ads