Puan: Saatnya Parlemen Muslim Ambil Peran Global
Jakarta: Ketua DPR RI Puan Maharani menegaskan pentingnya kebangkitan kolektif dunia Islam di tengah dinamika global saat ini.
Dalam pidatonya saat memimpin Sidang Komite Umum (General Committee) Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) ke-19 di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu, 14 Mei 2025.
Puan menyampaikan bahwa Islam memiliki modal kuat untuk menjadi kekuatan baru dalam tatanan global.
“Pada satu titik, Islam memiliki modal untuk menjadi kekuatan baru dunia. Kita adalah kekuatan peradaban yang menekankan persatuan umat dan menghargai keberagaman,” ujar Puan di hadapan lebih dari 500 delegasi parlemen dari 37 negara anggota OKI, Rabu, 14 Mei 2025.
Mengutip nilai-nilai dari Piagam Madinah dan kejayaan peradaban Islam di masa lalu, Puan menyatakan bahwa dunia Islam pernah menjadi pusat ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebudayaan.
Namun, untuk dapat memainkan peran strategis saat ini, negara-negara mayoritas Muslim harus mampu menjawab tantangan baik dari dalam negeri maupun tekanan global.
“Di level domestik, kita masih perlu menjawab berbagai pertanyaan dari publik: mampukah kita menyediakan pelayanan publik yang baik, transparan, dan akuntabel?” tutur Puan.
Sidang Komite Umum ini menjadi bagian penting dari Konferensi PUIC ke-19 yang menandai silver jubilee atau 25 tahun berdirinya organisasi parlemen negara-negara Islam tersebut.
Sejak berdiri pada 1999, PUIC telah menjadi forum antarparlemen untuk memperkuat solidaritas dunia Islam dalam menghadapi tantangan global.
Dengan tema besar “PUIC Silver Jubilee – Good Governance and Strong Institutions as Pillar of Resilience,” konferensi tahun ini menyoroti pentingnya tata kelola yang baik dan kelembagaan kuat sebagai pilar ketahanan umat.
“Topik ini menjadi pilihan sebagai upaya kita melihat dan membangun ke dalam, agar PUIC dapat berkontribusi lebih besar bagi umat, bangsa, dan dunia,” kata Puan.
Sidang Komite Umum juga menyepakati agenda kerja dan pemilihan struktur kepemimpinan konferensi. Puan Maharani, sebagai tuan rumah, terpilih memimpin Konferensi PUIC ke-19, didampingi dua Wakil Ketua dari kelompok Afrika dan Arab serta seorang Rapporteur dari negara anggota.
Usai persetujuan peserta sidang, palu ketua diketuk sebagai penanda dimulainya kepemimpinan resmi Konferensi PUIC ke-19.
Sesi-sesi pembahasan PUIC tahun ini turut membedah isu-isu strategis dunia Islam, mulai dari Palestina dan minoritas Muslim, dialog antaragama, hingga hak asasi manusia, perempuan, dan keluarga.
Sidang diharapkan menghasilkan rumusan kebijakan bersama untuk memperkuat posisi politik dan kemanusiaan dunia Islam di kancah global.(*)