Muktamar PPP 2025: Agenda Perubahan dan Transformasi Kepemimpinan
Karawang : Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tengah mempersiapkan diri untuk menggelar Muktamar pada Agustus mendatang, di mana salah satu agenda utamanya adalah pemilihan Ketua Umum definitif.
Muktamar ini akan menjadi momentum penting bagi partai, mengingat adanya dorongan kuat dari kalangan internal untuk melakukan perubahan signifikan dalam struktur kepemimpinan dan organisasi PPP.
Juru Bicara PPP, Usman M Tokan, mengungkapkan bahwa keputusan untuk menunda muktamar hingga Agustus disebabkan oleh serangkaian peristiwa penting yang lebih dulu harus dilalui, seperti peringatan Idul Adha dan pemungutan suara ulang (PSU) di beberapa daerah. Meskipun demikian, ia menegaskan bahwa keputusan tersebut sudah mempertimbangkan kepentingan partai dalam menjalankan proses politik secara maksimal.
“Tidak ada alasan khusus untuk penundaan muktamar, namun kami memilih waktu yang tepat setelah Idul Adha dan PSU untuk fokus pada pelaksanaan muktamar yang akan berlangsung antara Agustus dan September 2025,” kata Usman dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (14/5/2025).
Sementara itu, pemilihan calon Ketua Umum PPP semakin ramai dengan nama-nama yang mencuat dari kalangan internal partai. Petahana Mardiono, Sandiaga Salahudin Uno, Muhamad Romahurmuzi, Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin), serta beberapa tokoh lain seperti Amir Uskara turut menjadi bagian dari kandidat yang diusung oleh berbagai kelompok di dalam partai.
“Nama-nama tersebut muncul sebagai calon yang berpotensi memimpin PPP, dan tentu saja ada peluang bagi Pak Suharso Monoarfa jika beliau bersedia kembali maju,” ungkap Usman.
Mengiringi persiapan Muktamar, DPW PPP Jawa Timur juga menggelar halal bihalal dan konsolidasi pada Minggu (11/5/2025) di Surabaya. Acara tersebut dihadiri oleh pengurus pusat dan kader dari 38 DPC se-Jawa Timur. Sekjen DPP PPP, M Arwani Thomafi, menekankan bahwa DPW PPP Jatim solid dalam mengusung agenda perubahan yang menjadi fokus muktamar mendatang.
“DPW PPP Jatim berkomitmen untuk mendukung transformasi dalam partai, termasuk pergantian ketua umum. Hal ini menjadi bagian dari semangat perubahan yang mengedepankan kepemimpinan yang lebih baik,” ujar Arwani.
Menurut Arwani, lebih dari 20 DPW se-Indonesia telah sepakat untuk mendorong perubahan dalam tubuh PPP, baik dalam kepemimpinan, tata kerja, maupun strategi pemenangan pemilu. Semangat perubahan ini tidak hanya datang dari kalangan pengurus partai, tetapi juga dari ulama dan pimpinan majelis yang turut mendukung langkah tersebut.
“Transformasi yang diinginkan mencakup perubahan di segala aspek, dari struktur kepemimpinan hingga cara pandang partai terhadap pemilu. Ini harus menjadi agenda utama kami ke depan,” lanjut Arwani.
Muktamar PPP 2025 diharapkan akan menjadi titik balik dalam perjalanan partai, dengan fokus pada pembaruan yang dapat memperkuat posisi PPP di kancah politik nasional, sekaligus membawa angin segar bagi pengelolaan partai ke depan.(*)