Jakarta: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau pemerintah daerah meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem menjelang puncak musim hujan. BMKG menegaskan kewaspadaan dini penting agar penanganan tidak terlambat saat kondisi memburuk.
Direktur Operasional Modifikasi Cuaca BMKG, Budi Harsoyo, menekankan perlunya langkah proaktif dari pemda. Ia mengingatkan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) sebaiknya diajukan sebelum bencana terjadi agar risiko dapat ditekan.
“Jangan menunggu bencana dulu baru minta OMC,” ujarnya, Senin (17/11/2025).
Menurut Budi, BMKG selalu mengirimkan peringatan bila terdeteksi hujan sangat lebat yang berpotensi memicu bencana.
“Kami akan rilis ke pemda jika ada potensi intensitas hujan di atas 150 mm. Maka pemda harus proaktif merespon peringatan yang kami kirim,” katanya.
Namun demikian, Budi menambahkan bahwa pelaksanaan OMC membutuhkan permintaan resmi dari pemda serta status siaga bencana. “Tanpa dua syarat itu, operasi tidak bisa kami laksanakan,” ujarnya.
Situasi meteorologis saat ini, lanjutnya, dipengaruhi dua bibit siklon yang meningkatkan potensi hujan lebat. Pergerakan sistem cuaca diprediksi menggeser ancaman dari Jawa Barat menuju Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Budi menyebut wilayah padat penduduk memiliki tingkat keterpaparan lebih tinggi dibanding kawasan berhutan di wilayah timur Indonesia. “Fokus kami (untuk melakukan OMC) di Jawa hingga Nusa Tenggara karena risikonya jauh lebih besar,” ujarnya.
Diketahui, longsor terjadi di Majenang Kabupaten Cilacap, Kamis (13/11/2025), setelah hujan lebat turun selama beberapa hari. BNPB lalu meminta BMKG menggelar OMC untuk membantu meminimalkan curah hujan di area terdampak.
OMC mulai beroperasi sejak 15 November dan direncanakan berlangsung hingga 20 November guna mendukung proses evakuasi. “Hujannya kami turunkan di laut dengan memblok angin dari Jawa Barat,” kata Budi, menjelaskan strategi operasi.
Ia menyampaikan hasil OMC masih dalam penghitungan tetapi intensitas hujan mulai menurun di Cilacap. BMKG berharap pemda lebih cepat merespons agar upaya mitigasi dapat dilakukan sebelum bencana terjadi.(*)

