Jatim : Petugas gabungan TNI Polri menjemput pada Kapolsek Sempol , Bondowoso, Jawa Timur yang diduga di sandera warga di Desa Kaligedang , Kecamatan Ijen buntut penahanan salah satu warga yang diamankan karena terkait kasus pengrusakan tanaman kopi di lahan PTPN di Kecamatan Ijen.
Di sepanjang perjalanan yang dilalui, petugas sempat terhalang oleh beberapa pohon tumbang melintang di jalan yang sepertinya sengaja di potong untuk memblokade akses jalan agar tidak bisa dilalui kendaraan petugas.
Setelah berjalan kaki sejauh kurang lebih tiga kilometer , petugas gabungan akhirnya tiba di lokasi .
Dalam beberapa potongan video yang beredar, tampak massa memenuhi halaman kantor polisi, sebagian masuk ke dalam bangunan, dan lainnya berada di jalanan sekitar lokasi.
Proses dialog dan negoisasi untuk menjemput Kapolsek Sempol Iptu Suherdi sempat alot dan cukup menegangkan. Namun dengan cara yang humanis akhirnya petugas berhasil menenangkan massa dan membawa Kapolsek Sempol.
Meski sempat tersiar kabar bahwa Kapolsek Sempol tersebut disandera, Polres Bondowoso membantah informasi itu.
Kapolres Bondowoso AKBP Harto Agung Cahyono, menegaskan bahwa tidak ada penyanderaan.
AKBP Harto Agung menyampaikan bahwa kondisi di Desa Kaligedang telah kembali kondusif. Ia menjelaskan, warga dan keluarga terkait kini sudah memahami duduk perkara dari kasus sebelumnya.
Kapolsek sudah kembali bersama kami. Kondisinya baik-baik saja, tidak ada hal yang tidak menyenangkan. Bahkan warga menilai beliau sosok yang dekat dan mengayomi," katanya dalam keterangan resmi, Selasa 18 November 2025.
Selama berada di Desa, Kapolsek juga tidak mengalami tindakan membahayakan. Bahkan, menurut kapolres, warga menilai Iptu Suherdi sebagai sosok yang dekat dengan masyarakat dan memiliki kepedulian tinggi terhadap warganya.
Saat ini petugas memastikan kondisi di Desa Kaligedang telah kondusif meski polisi tidak menyebutkan hasil dialog dan detail negoisasi dengan warga.
Diketahui sebelumnya kasus dugaan pengrusakan tanaman kopi di Desa Kaligedang sudah beberapa kali terjadi sejak tahun 2023 lalu yang dipicu konflik antara warga dan pihak PTPN.(*)


