Scroll untuk melanjutkan membaca

Warga Dayeuhkolot Terpaksa Harus Hidup Berdampingan dengan Banjir

 Bandung : Banjir yang merendam wilayah Dayeuhkolot Kabupaten Bandung, sepertinya belum akan cepat surut. Kondisi itu menyusul hujan yang kembali turun pada Jumat (5/12/2025) siang.

Warga terpantau berjalan kaki menerobos ruas jalan utama Dayeuhkolot yang terendam banjir .

Warga yang tinggal di wilayah itu pun, dipastikan terpaksa harus lebih lama lagi untuk melihat tempat tinggalnya kembali pulih. Banjir di Dayeuhkolot, sudah menjadi "agenda rutin" saban musim hujan tiba.

Nita Nurhalisa (26), warga Bojong Asih, mengatakan banjir mulai menggenangi wilayah itu sejak Kamis (4/12/2025) sore. 

“Ini dari kemarin. Kemarin hujan dari siang sampai sore, airnya naik,” ujar Nita saat ditemui di lokasi banjir. Jumat (5/12/2025) siang.

Menurutnya, ketinggian air di Bojong Asih bahkan lebih parah. “Tadi sepinggang. Di Bojong Asih mah tinggi, soalnya dalam banget. Ada yang sampai 1,5 meter kayaknya yang dekat Citarum,” tuturnya.

Rumah Nita juga ikut terendam. Ia mengaku sudah terbiasa dengan kondisi banjir yang terus berulang setiap musim hujan.

“Saya dari lahir tinggal di sini. Sering, tiap musim hujan. Langganan,” katanya.

Meski begitu, Nita tak menampik rasa lelahnya menghadapi situasi yang tak kunjung membaik. 

“Sebenernya sih bosen, Pak, tapi mau gimana lagi. Pemerintah juga kan udah coba bantu kayak bikin kolam retensi dan peninggian jalan. Tapi lihat cuaca sama keadaannya ya gitu lagi,” ucapnya.

Ia berharap pembenahan saluran air bisa lebih dioptimalkan. “Mungkin pengairannya bisa lebih diperbaiki,” ujar Nita.

Selain mengganggu mobilitas, banjir juga berdampak pada pekerjaannya di usaha konveksi rumahan.

“Terkendala pengiriman kalau banjir tinggi. Suka mati listrik juga,” jelasnya sembari berharap pemerintah bisa lebih sigap menangani banjir tahunan ini.

Sementara itu, Rifki (32) pengendara motor mengaku nekat menerobos karena harus segera sampai ke tempat kerja.

“Saya kira enggak sedalam itu. Pas sudah di tengah malah makin dalam, motor langsung mati. Ya mau gimana, kalau muter bisa tambah satu jam lagi mana macet,” ujarnya sambil mendorong motornya ke tepi jalan.

Ia mengatakan kondisi banjir di Dayeuhkolot sudah sering terjadi, namun tetap menyulitkan pengendara.

“Setiap tahun begini terus. Susah kalau kerja pagi, takut telat, jadi kadang nekat,” tambah Rifki.

Hingga berita ini diturunkan, arus lalu lintas di sejumlah titik di Dayeuhkolot masih tersendat. Banyak pengendara motor yang tetap memaksakan melintas meski risiko mogok sangat tinggi.(*)
Baca Juga
Berita Terbaru
  • Warga Dayeuhkolot Terpaksa Harus Hidup Berdampingan dengan Banjir
  • Warga Dayeuhkolot Terpaksa Harus Hidup Berdampingan dengan Banjir
  • Warga Dayeuhkolot Terpaksa Harus Hidup Berdampingan dengan Banjir
  • Warga Dayeuhkolot Terpaksa Harus Hidup Berdampingan dengan Banjir
  • Warga Dayeuhkolot Terpaksa Harus Hidup Berdampingan dengan Banjir
  • Warga Dayeuhkolot Terpaksa Harus Hidup Berdampingan dengan Banjir
Posting Komentar
Tutup Iklan