Zelenskyy Akan Bertemu Trump Bahas Perdamaian Ukraina-Rusia
Kyiv: Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dijadwalkan bertemu dengan Presiden AS Donald Trump di Florida pada hari Minggu (28/12/2025). Pertemuan ini bertujuan membahas upaya mengakhiri perang berskala penuh yang dilancarkan Rusia, dilansir dari BBC News.
![]() |
| Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump (Foto: X - The White House) |
Pertemuan ini akan fokus pada rencana perdamaian yang dimediasi Amerika Serikat, serta proposal terpisah mengenai jaminan keamanan bagi Ukraina. Kremlin sendiri belum menanggapi tawaran Zelenskyy untuk menarik pasukan dari Donbas jika Rusia juga melakukan penarikan.
Sejak Februari 2022, Rusia melancarkan invasi berskala penuh ke Ukraina. Saat ini, Rusia menguasai sekitar 75 persen wilayah Donetsk dan 99 persen wilayah Luhansk, yang secara kolektif dikenal sebagai Donbas.
Ukraina berusaha mendapatkan jaminan dari Amerika Serikat sebagai bagian dari kesepakatan perdamaian. Salah satu usulan Zelenskyy adalah membentuk zona ekonomi bebas yang didemiliterisasi di beberapa wilayah Donbas.
Advertisement
Zelenskyy menyatakan bahwa rencana perdamaian 20 poin telah selesai 90 persen, dan menekankan pentingnya menyelesaikannya sebelum tahun baru. Namun, Trump menegaskan bahwa Zelenskyy “tidak memiliki apa pun sampai saya menyetujuinya”.
Meski demikian, Trump optimistis pertemuan dengan Zelenskyy maupun Presiden Rusia Vladimir Putin akan berjalan baik. Trump juga menyatakan akan segera berbicara dengan Putin.
Sebelumnya, utusan Kremlin Kirill Dmitriev melakukan pertemuan di Florida. Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov menuduh Ukraina mencoba menggagalkan pembicaraan.
Meski demikian, ia menyebut Kamis (25/12/2025) sebagai tonggak penting dalam negosiasi perdamaian. Zelenskyy telah bertemu Trump beberapa kali sepanjang tahun ini.
Advertisement
Pertemuan terakhir mereka di Gedung Putih pada Oktober berlangsung lebih akrab dibanding awal Februari yang memanas. Pada Hari Natal, Zelenskyy berbicara dengan kepala negosiator Trump, Steve Witkoff, dan Jared Kushner, selama satu jam melalui telepon.
Pembicaraan tersebut dianggap menghasilkan “ide-ide baru” untuk mengakhiri perang. Gedung Putih mengusulkan pembentukan zona demiliterisasi di Ukraina timur sebagai kompromi sementara.
Zona ini memungkinkan kedua pihak untuk tidak menempatkan pasukan di wilayah tersebut. Namun, masalah wilayah dan masa depan pembangkit listrik nuklir Zaporizhzhia tetap menjadi isu yang sulit diselesaikan.
Proposal terbaru juga mengikat AS dan Eropa untuk memberikan jaminan keamanan kepada Ukraina, meniru Pasal 5 NATO. Selain itu, proposal ini mempertahankan jumlah personel militer Ukraina pada 800.000, sesuai tuntutan Kremlin sebelumnya.(*)

