Thailand dan Kamboja Gelar Pembicaraan Gencatan Senjata
Bangkok: Thailand dan Kamboja dijadwalkan menggelar pembicaraan pada Sabtu (27/12/2025) untuk membahas kemungkinan gencatan senjata. Menteri Pertahanan Thailand dijadwalkan menghadiri pembicaraan ini, dilansir dari CNA.
Perdana Menteri Thailand, Anutin Charnvirakul, mengatakan pertemuan ini mengikuti kesepakatan sebelumnya yang dimediasi oleh Presiden AS Donald Trump. Anutin menekankan bahwa jika menteri pertahanan kedua negara mencapai kesepakatan, perjanjian baru akan dibuat sejalan dengan kesepakatan Juli lalu.
Kedua pihak harus menepati janji untuk tidak saling mengancam, menghindari provokasi, dan menurunkan permusuhan. Juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja belum memberikan komentar terkait pertemuan ini.
Sementara itu, pejabat Thailand dan Kamboja telah mengadakan perundingan sejak Rabu di pos perbatasan. Pembicaraan berlangsung di tengah bentrokan yang masih berlanjut hingga minggu ketiga.
Gencatan senjata sebelumnya runtuh pada awal Desember karena kembali terjadi bentrokan di perbatasan. Bentrokan tersebut menyebabkan sedikitnya 98 orang meninggal dan lebih dari setengah juta warga mengungsi akibat pertempuran.
Upaya Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, sebagai ketua ASEAN, maupun Presiden Trump untuk menghentikan permusuhan belum berhasil. Selain itu, Beijing menekan kedua pihak untuk segera mengakhiri konflik yang terus berlanjut.
Utusan khusus Tiongkok, Deng Xijun, telah mengadakan pembicaraan di Bangkok dan Phnom Penh dalam beberapa hari terakhir. Anutin berharap perjanjian kali ini menjadi yang terakhir agar perdamaian dapat tercipta dan warga yang mengungsi bisa kembali ke rumah mereka.
Thailand dan Kamboja saling menuduh melakukan tindakan yang menyebabkan runtuhnya gencatan senjata Juli. Gencatan senjata itu kemudian diperluas menjadi kesepakatan lebih luas pada Oktober untuk membantu menyelesaikan konflik.
Kedua negara telah lama berselisih mengenai beberapa bagian dari perbatasan darat sepanjang 817 km. Pertempuran terbaru meluas dari daerah hutan pedalaman dekat Laos hingga provinsi pesisir.
Perundingan saat ini diharapkan dapat mengurangi ketegangan di wilayah perbatasan dan menetapkan langkah-langkah yang mencegah bentrokan di masa depan. Perdana Menteri Thailand menekankan pentingnya komitmen kedua pihak untuk menjaga perdamaian demi keamanan dan stabilitas kawasan.(*)

