BMKG Berikan Peringatan Dini, Waspada Gelombang Tinggi di Sejumlah Perairan Indonesia
Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi gelombang tinggi di beberapa perairan Indonesia. Peringatan ini diprediksi terjadi hingga 18 Juli 2025.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan, peringatan ini berlaku untuk beberapa perairan di wilayah Indonesia. "Di lautan kecepatan angin lebih dari 25 knot diprediksi akan memicu gelombang tinggi di beberapa perairan," ujarnya, Sabtu (12/7/2025).
Gelombang tinggi berpotensi terjadi di antaranya, Perairan Utara Aceh, Laut Cina Selatan, Laut Natuna Utara, Laut Jawa bagian timur. Kemudian, di Laut Flores, Laut Arafuru, Laut Timor, Laut Banda, Laut Seram, Samudera Pasifik sebelah utara Maluku Utara.
Lalu, di Samudera Hindia sebelah barat daya Banten, sebelah selatan Jawa. Serta perairan di sebelah selatan NTT.
Ia menjelaskan, angin kencang juga berpotensi terjadi di wilayah barat dan timur Indonesia. Termasuk, Aceh, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku.
Dwikorita pun mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang masih akan terjadi. Maskipun, saat ini sudah masuk pertengahan musim kemarau.
Menurutnya, potensi hujan lebat masih cukup tinggi. Ia mengatakan, dinamika atmosfer yang kompleks masih memicu terbentuknya awan-awan konvektif yang menjadi penyebab hujan deras.
Ia menjelaskan fenomena gelombang ekuatorial Rossby dan Kelvin, zona konvergensi dan pertemuan angin. Serta potensi sirkulasi siklonik di sekitar Samudra Hindia dan Pasifik, sehingga mendorong pembentukan awan hujan dalam skala luas.
"Meskipun kita sudah memasuki pertengahan musim kemarau. Namun berbagai faktor atmosfer global dan regional masih mendukung terjadinya hujan lebat dan cuaca ekstrem di banyak wilayah," katanya.
Ia pun meminta masyarakat menjauhi area terbuka saat terjadi petir, menghindari pohon atau bangunan tua saat angin kencang. Serta tetap menjaga kesehatan agar kondisi badan tetap fit.
"Masyarakat harus tetap waspada, meskipun secara kalender kita berada di musim kemarau. Jangan lengah, karena cuaca bisa berubah cepat dan membawa dampak besar," katanya.(*)